Keselamatan kerja di kapal adalah aspek kritis bagi semua pihak yang terlibat dalam industri pelayaran, dari pekerja hingga manajemen perusahaan. Kondisi laut yang tidak terduga dan lingkungan kerja yang berbeda dari darat menuntut prosedur keselamatan yang lebih ketat dan perlindungan khusus. Artikel ini akan membahas berbagai aspek keselamatan kerja di kapal, termasuk peraturan yang harus dipatuhi, potensi bahaya, langkah-langkah pencegahan, dan pentingnya budaya keselamatan di atas kapal.
Baca Juga : Manajemen Risiko Kerja di Perusahaan untuk Keselamatan Bersama!
1. Potensi Bahaya di Kapal
Pekerjaan di kapal memiliki sejumlah risiko yang tidak ditemukan di lingkungan kerja biasa. Beberapa bahaya umum meliputi:
- Kecelakaan Terkait Gelombang dan Cuaca: Cuaca buruk seperti badai dapat mengganggu stabilitas kapal dan menimbulkan risiko jatuh atau cedera.
- Kebakaran dan Ledakan: Kebakaran di kapal bisa sangat berbahaya karena keterbatasan ruang untuk evakuasi dan penyebaran api yang cepat.
- Paparan Gas Berbahaya: Beberapa bagian kapal, terutama di tangki dan ruang mesin, berpotensi mengandung gas beracun yang tidak dapat terdeteksi tanpa alat khusus.
- Cedera Akibat Peralatan dan Mesin: Mesin besar dan peralatan berdaya tinggi di kapal dapat menyebabkan kecelakaan jika tidak ditangani dengan hati-hati.
- Risiko Tenggelam: Bahaya ini adalah risiko besar di laut, terutama jika terjadi kerusakan atau kecelakaan yang menyebabkan kebocoran di lambung kapal.
2. Peraturan Keselamatan Kerja di Kapal
Untuk menjaga keselamatan para awak kapal, ada sejumlah regulasi internasional yang wajib dipatuhi. Beberapa peraturan penting mencakup:
- Konvensi Internasional untuk Keselamatan Hidup di Laut (SOLAS): SOLAS adalah perjanjian internasional yang mengatur standar keselamatan untuk pencegahan kecelakaan di laut, termasuk penggunaan alat keselamatan dan persyaratan struktur kapal.
- Konvensi Internasional tentang Standar Pelatihan, Sertifikasi, dan Dinas Jaga untuk Pelaut (STCW): Konvensi STCW mengatur pelatihan dan sertifikasi yang wajib dimiliki oleh pelaut untuk memastikan mereka memahami prosedur keselamatan yang berlaku.
- International Safety Management (ISM) Code: ISM Code menetapkan standar sistem manajemen keselamatan di kapal untuk mengurangi risiko kecelakaan dan kerusakan lingkungan.
- Maritime Labour Convention (MLC): MLC memastikan bahwa kondisi kerja di kapal, termasuk keselamatan dan kesehatan, telah memenuhi standar yang ditetapkan untuk melindungi pekerja.
Baca Juga : Regulasi dan Kepatuhan Keselamatan Kerja: Menghindari Risiko dengan Memenuhi Standar!
3. Langkah-Langkah Pencegahan Keselamatan di Kapal
Berikut adalah beberapa langkah yang harus dilakukan untuk meningkatkan keselamatan di kapal:
Pelatihan Keselamatan Berkala
Pelaut harus mengikuti pelatihan keselamatan yang mencakup penggunaan alat pelindung diri (APD), prosedur evakuasi, pemadaman kebakaran, dan cara menangani keadaan darurat.
Penggunaan Gas Detector dan Sistem Pemantauan Udara
Di beberapa bagian kapal seperti ruang mesin dan tangki, penting untuk memantau keberadaan gas beracun atau kekurangan oksigen. Penggunaan gas detector dapat membantu mendeteksi gas berbahaya dan memberikan peringatan dini.
Baca Juga : Penjelasan Alat Pendeteksi Kebocoran Gas dan Rekomendasinya!
Pengecekan Rutin Peralatan dan Mesin
Semua peralatan harus diperiksa secara berkala untuk memastikan tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kru. Mesin yang aus atau tidak berfungsi optimal dapat menyebabkan kecelakaan serius.
Simulasi Keadaan Darurat
Mengadakan latihan keadaan darurat seperti simulasi kebakaran atau evakuasi darurat sangat penting agar semua kru siap menghadapi situasi sebenarnya.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Kru harus menggunakan APD sesuai dengan risiko yang ada, termasuk helm, pelampung, sepatu pelindung, dan sarung tangan.
Baca Juga : Jenis-Jenis Gas Berbahaya di Lingkungan Kerja dan Dampaknya bagi Kesehatan!
4. Pentingnya Budaya Keselamatan di Kapal
Budaya keselamatan yang kuat di kapal tidak hanya membutuhkan aturan dan prosedur, tetapi juga sikap proaktif dari seluruh kru. Beberapa prinsip penting dalam membangun budaya keselamatan adalah:
- Kesadaran akan Bahaya: Kru harus diberi pemahaman mendalam mengenai potensi bahaya yang ada di kapal dan cara menghadapinya.
- Komunikasi Terbuka: Melaporkan bahaya potensial atau kondisi yang tidak aman adalah bagian penting dari keselamatan. Setiap anggota kru harus merasa nyaman untuk berbicara dan melaporkan insiden atau risiko yang terlihat.
- Peningkatan Berkelanjutan: Mengkaji ulang prosedur keselamatan secara berkala dan memperbaiki kelemahan sistem manajemen keselamatan dapat mengurangi risiko.
- Dukungan dari Manajemen: Manajemen perusahaan pelayaran harus mendukung semua upaya keselamatan di kapal dengan menyediakan peralatan yang dibutuhkan, memberi dukungan finansial untuk pelatihan, dan memastikan bahwa prosedur keselamatan dijalankan dengan ketat.
Baca Juga : 10 Aturan Penting untuk Keselamatan di Tempat Kerja!
5. Rekomendasi Alat Keselamatan di Kapal
1. Life Jacket (Pelampung Penolong): Setiap orang di kapal wajib memiliki akses ke life jacket, yang berfungsi untuk menjaga tubuh tetap mengapung di atas air selama evakuasi atau kecelakaan di laut.
2. Life Raft (Rakit Penyelamat): Rakit penyelamat adalah alat yang sangat penting saat evakuasi. Rakit ini bisa menampung beberapa orang sekaligus dan dirancang agar bisa mengapung di laut hingga bantuan tiba.
3. Lifebuoy (Pelampung Ring): Pelampung berbentuk ring ini sering ditempatkan di sekitar kapal untuk dilemparkan kepada orang yang jatuh ke laut. Lifebuoy biasanya dilengkapi dengan lampu atau tali.
4. Alat Pemadam Api: Alat pemadam api di kapal harus mudah diakses dan berjumlah cukup, khususnya di ruang mesin dan area dapur. Biasanya terdiri dari beberapa jenis, seperti pemadam api air, busa, CO₂, dan serbuk.
5. Hydrostatic Release Unit (HRU): HRU digunakan untuk melepaskan rakit penyelamat secara otomatis saat kapal tenggelam hingga kedalaman tertentu, sehingga rakit dapat mengapung ke permukaan air.
6. Immersion Suit (Baju Selam Keselamatan): Baju selam keselamatan ini dirancang untuk melindungi kru dari hipotermia dalam air dingin selama evakuasi. Baju ini membantu menjaga suhu tubuh dan meningkatkan daya apung.
7. Distress Signal (Sinyal Darurat): Sinyal darurat seperti suar dan lampu isyarat digunakan untuk menarik perhatian saat kapal membutuhkan bantuan. Sinyal ini sangat penting agar kapal lain atau tim penyelamat dapat segera memberikan bantuan.
8. First Aid Kit (Perlengkapan Pertolongan Pertama): Perlengkapan pertolongan pertama di kapal harus lengkap dan mencakup obat-obatan dasar, perban, antiseptik, dan alat medis darurat untuk mengatasi cedera atau penyakit ringan.
9. Fire Hose (Selang Pemadam): Selang pemadam di kapal biasanya terhubung dengan sistem air kapal untuk memadamkan api yang lebih besar. Selang ini juga sering digunakan saat terjadi kebakaran di ruang mesin atau area lainnya.
10. Breathing Apparatus (Alat Pernapasan): Alat pernapasan darurat diperlukan untuk situasi yang melibatkan asap tebal atau kebocoran gas berbahaya. Alat ini memungkinkan kru untuk bernapas di lingkungan beracun atau kekurangan oksigen.
11. Personal Locator Beacon (PLB): Alat ini mengirimkan sinyal darurat secara otomatis ke satelit saat jatuh ke air, memungkinkan penyelamat untuk menemukan lokasi awak kapal dengan cepat.
12. Gas Detector: Gas detector sangat penting untuk mendeteksi gas berbahaya di ruang tertutup seperti ruang mesin dan tangki bahan bakar. Gas detector dari Gaslux misalnya, dapat membantu mendeteksi gas seperti karbon monoksida atau hidrogen sulfida sebelum mencapai level yang berbahaya.
Baca Juga : Pentingnya Gas Detector Di Lingkungan kerja Untuk Keselamatan!
Gas detector memainkan peran krusial dalam mendeteksi keberadaan gas berbahaya di dalam kapal. Salah satu produk yang direkomendasikan adalah gas detector dari Gaslux. Produk Gaslux dirancang untuk mendeteksi berbagai jenis gas berbahaya dengan akurasi tinggi, memungkinkan peringatan dini bagi kru kapal yang bekerja di area dengan risiko tinggi seperti ruang mesin dan tangki. Beberapa fitur unggulan produk Gaslux meliputi:
- Deteksi Multi-Gas: Mampu mendeteksi gas beracun dan mudah terbakar seperti karbon monoksida, metana, dan hidrogen sulfida.
- Alarm Cepat: Memiliki alarm yang akan berbunyi secara otomatis ketika mendeteksi gas pada konsentrasi berbahaya.
- Desain Tahan Lama: Dibuat dengan material berkualitas tinggi, produk ini mampu bertahan di lingkungan laut yang keras.
Investasi dalam gas detector berkualitas dari Gaslux adalah langkah penting bagi perusahaan pelayaran untuk menjaga keselamatan kru dan mematuhi peraturan internasional. Segera lakukan pemesanan alat pendeteksi gas dari Gaslux hanya di PT Harsa Sinergi Mandiri yang merupakan distributor resmi di Indonesia.
Itulah penjelasan tentang Keselamatan Kerja di Kapal dan Langkah-Langkah Penting untuk Perlindungan di Laut yang perlu Anda tahu untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan semua pihak. Semoga bermanfaat!