Kenali Gas Asfiksia: Risiko Kesehatan dan Langkah Perlindungan

Kenali Gas Asfiksia Risiko Kesehatan dan Langkah Perlindungan

Sebelumnya kita sudah membahas terkait, Memahami Karakteristik Dan Resiko Gas Asfiksia, Toxic, dan Flammable! Untuk kesempatan kali ini kita akan membahas secara spesifik tentang Gas Asfiksia. Simak penjelasannya sampai akhir yaa.

Apa Itu Gas Asfiksia?

Gas asfiksia adalah jenis gas yang mengurangi atau menggantikan oksigen di udara, sehingga dapat menyebabkan sesak napas, kehilangan kesadaran, hingga kematian akibat kekurangan oksigen (hipoksia). 

Gas ini sering kali tidak memiliki warna atau bau, sehingga sulit dideteksi tanpa alat khusus. Gas asfiksia dapat ditemukan di berbagai lingkungan kerja seperti pertambangan, industri kimia, laboratorium, dan ruang tertutup seperti tangki atau sumur.

Baca Juga : Penjelasan Gas Toxic: Jenis, Risiko, dan Cara Mendeteksinya

Jenis-Jenis Gas Asfiksia

Gas asfiksia dibagi menjadi dua kategori utama:

Gas Asfiksia Sederhana

Gas ini bekerja dengan menggantikan oksigen di udara, tanpa memberikan efek toksik tambahan. Jika kadar oksigen turun di bawah 19,5%, dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Contohnya:

  • Nitrogen (N₂) – Banyak digunakan dalam industri, tetapi dapat menyebabkan asfiksia jika terkumpul di ruang tertutup.
  • Karbon Dioksida (CO₂) – Meskipun bukan gas beracun dalam konsentrasi rendah, kadar tinggi dapat menggantikan oksigen dan menyebabkan asfiksia.
  • Argon (Ar) & Helium (He) – Digunakan dalam industri las dan kriogenik, namun dalam jumlah besar dapat mengurangi oksigen di udara.

Gas Asfiksia Kimiawi

Selain mengurangi oksigen, gas ini juga mengganggu proses respirasi tubuh. Contohnya:

  • Karbon Monoksida (CO) – Berikatan dengan hemoglobin dalam darah, menghambat transportasi oksigen ke seluruh tubuh.
  • Hidrogen Sulfida (H₂S) – Dalam konsentrasi rendah memiliki bau seperti telur busuk, namun dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian instan dengan melumpuhkan sistem saraf pernapasan.

Baca Juga : Jenis-Jenis Gas Berbahaya di Lingkungan Kerja dan Dampaknya bagi Kesehatan!

Risiko Paparan Gas Asfiksia

Paparan gas asfiksia mengganggu suplai oksigen ke tubuh, yang dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan, tergantung pada tingkat keparahannya.

1. Hipoksia Ringan

Hipoksia terjadi ketika kadar oksigen dalam tubuh menurun, tetapi belum mencapai tingkat yang mengancam jiwa. Gejala yang umum muncul meliputi:

  • Pusing dan sakit kepala akibat kurangnya oksigen ke otak.
  • Kebingungan dan disorientasi karena otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup untuk berfungsi normal.
  • Sesak napas dan peningkatan laju pernapasan sebagai respons tubuh untuk mencoba mendapatkan lebih banyak oksigen.
  • Kelelahan dan lemas akibat rendahnya suplai oksigen ke otot.
  • Perubahan suasana hati atau kecemasan yang dapat muncul sebagai efek samping dari hipoksia ringan.

Jika paparan gas asfiksia terus berlanjut tanpa tindakan segera, hipoksia ringan dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.

2. Hipoksia Berat

Pada tahap ini, kadar oksigen dalam darah sangat rendah dan dapat menyebabkan:

  • Kehilangan kesadaran atau pingsan akibat suplai oksigen yang semakin menurun ke otak.
  • Kejang yang terjadi akibat gangguan fungsi otak karena hipoksia ekstrem.
  • Gagal napas di mana paru-paru tidak mampu lagi menyerap oksigen yang cukup.
  • Detak jantung tidak teratur hingga henti jantung, yang dapat berujung pada kematian jika tidak segera mendapatkan bantuan oksigen.

Hipoksia berat membutuhkan penanganan medis segera. Jika seseorang mengalami gejala ini akibat paparan gas asfiksia, mereka harus segera dievakuasi ke area dengan udara segar dan diberikan oksigen tambahan.

3. Efek Jangka Panjang

Paparan gas asfiksia dalam waktu lama dapat menimbulkan dampak permanen, terutama pada sistem saraf. Risiko jangka panjang meliputi:

  • Kerusakan otak permanen akibat kurangnya oksigen yang menyebabkan kematian sel-sel otak. Ini dapat mengakibatkan gangguan kognitif, kehilangan ingatan, atau kesulitan berbicara.
  • Gangguan saraf seperti tremor, kesulitan dalam koordinasi gerakan, atau masalah penglihatan.
  • Penyakit paru-paru kronis, terutama jika paparan gas beracun juga terjadi bersamaan dengan kekurangan oksigen.
  • Masalah jantung akibat peningkatan stres pada sistem kardiovaskular saat tubuh berjuang untuk mendapatkan oksigen yang cukup.

Baca Juga : Pelajari Tentang Gas Yang Mudah Terbakar dan Penjelasannya!

Pencegahan dan Tindakan Darurat

Untuk menghindari risiko paparan gas asfiksia, penting untuk menggunakan gas detector yang dapat mendeteksi penurunan kadar oksigen serta keberadaan gas pengganti oksigen seperti nitrogen, karbon dioksida, atau metana. Jika terjadi paparan:

  • Segera evakuasi korban ke tempat dengan udara segar.
  • Berikan oksigen tambahan jika memungkinkan.
  • Hubungi layanan medis darurat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Memahami risiko paparan gas asfiksia dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk keselamatan di lingkungan kerja.

Baca Juga : Limbah Gas dan Dampaknya untuk Kesehatan Pekerja!

Cara Mendeteksi Gas Asfiksia

Karena gas asfiksia sering kali tidak berwarna dan tidak berbau, deteksi menggunakan alat sangat penting untuk menjaga keselamatan. Beberapa metode deteksi yang umum digunakan:

  • Gas Detector Portable – Alat ini dapat mendeteksi kadar oksigen dan keberadaan gas asfiksia di lingkungan kerja secara real-time.
  • Gas Detector Fixed – Dipasang di area berisiko tinggi untuk pemantauan gas secara terus-menerus.
  • Sistem Ventilasi dan Alarm – Membantu menjaga kadar oksigen tetap aman dan memberikan peringatan dini jika terjadi kebocoran gas.
  • Tes Laboratorium – Untuk mengukur kadar gas secara lebih akurat dalam lingkungan industri.

Baca Juga : Alat Pendeteksi Gas Beracun Untuk Menjaga Keamanan Lingkungan Kerja!

Kesimpulan

Gas asfiksia merupakan ancaman serius di berbagai lingkungan kerja. Memahami jenis-jenis gas ini, risikonya, serta metode deteksi yang tepat sangat penting untuk mencegah kecelakaan akibat kekurangan oksigen. Penggunaan gas detector dapat membantu dalam mendeteksi keberadaan gas asfiksia lebih awal, sehingga pekerja dapat mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan. Dengan langkah-langkah yang tepat, risiko yang ditimbulkan oleh gas asfiksia dapat diminimalisir secara efektif.

Untuk Anda yang ingin bisa mendeteksi peredaran gas asfiksia di lokasi kerja, segera melakukan pemesanan gas detector hanya di PT. Harsa Sinergi Mandiri sebagai distributor Gas Detector terbaik di Indoensia. Semoga bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *