Keselamatan kerja adalah salah satu pilar utama dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan berkelanjutan. Namun, tidak semua pekerja memiliki kesadaran tinggi terhadap potensi bahaya yang ada di sekeliling mereka.
Pemahaman kondisi lapangan, budaya disiplin dalam menggunakan alat pelindung diri (APD), dan edukasi keselamatan yang berkelanjutan merupakan kunci untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Bukan hanya tanggung jawab tim HSE, tetapi seluruh elemen di tempat kerja harus memahami risiko dan prosedur yang tepat dalam menghadapi bahaya.
Baca Juga : Hindari Kecelakaan Kerja Di Ruang Terbatas Dengan 7 Hal Ini!
Berikut adalah sepuluh jenis kecelakaan kerja yang paling sering terjadi di lingkungan perusahaan, lengkap dengan penyebabnya:
Table of Contents
Toggle1. Terjatuh dari Ketinggian
Kecelakaan akibat jatuh dari ketinggian merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia kerja, terutama di sektor konstruksi dan perawatan gedung. Hal ini biasanya terjadi karena pekerja tidak menggunakan sabuk pengaman atau peralatan pelindung jatuh lainnya. Selain itu, struktur tempat bekerja yang tidak stabil, minimnya pelatihan dalam penggunaan peralatan keselamatan, serta kelalaian dalam pengawasan menjadi faktor pemicu yang sering diabaikan.
2. Tertimpa Benda dari Atas
Di area pergudangan, industri manufaktur, dan lokasi proyek, tertimpa benda jatuh menjadi kecelakaan yang cukup umum. Benda-benda seperti alat berat, material bangunan, atau peralatan kerja bisa jatuh dari ketinggian dan menimpa pekerja. Hal ini biasanya disebabkan oleh metode penyimpanan yang tidak aman, tidak adanya pelindung kepala seperti helm proyek, serta kelalaian dalam memastikan alat atau material tergantung dengan aman di tempatnya.
3. Tersengat Listrik
Pekerja yang terlibat dalam instalasi listrik atau bahkan yang bekerja dekat dengan peralatan listrik berisiko mengalami sengatan listrik. Banyak kasus terjadi akibat kabel yang rusak, peralatan listrik yang tidak terawat, atau tidak mematikan sumber listrik sebelum melakukan perbaikan. Kurangnya SOP (Standard Operating Procedure) yang jelas dan minimnya pelatihan keselamatan listrik turut memperbesar risiko ini.
Baca Juga : Panduan Keselamatan Kerja di Industri Konstruksi!
4. Terjepit Mesin atau Alat Berat
Kecelakaan kerja seperti terjepit antara dua benda atau tersangkut di bagian mesin sering terjadi di sektor industri berat dan manufaktur. Kecelakaan semacam ini seringkali disebabkan oleh tidak digunakannya sistem pengamanan mesin seperti pelindung (guarding), pekerja yang bekerja terlalu dekat dengan mesin bergerak, atau tidak diterapkannya sistem penguncian seperti lock out tag out (LOTO) saat mesin sedang dalam perbaikan.
5. Tergelincir, Terpeleset, dan Terjatuh di Permukaan Licin
Kecelakaan yang satu ini mungkin tampak sepele, tapi dapat menyebabkan cedera serius seperti patah tulang atau trauma kepala. Penyebab utamanya adalah permukaan lantai yang licin karena tumpahan minyak, air, atau bahan kimia lainnya. Tidak adanya papan peringatan saat lantai dalam kondisi basah, serta penggunaan alas kaki yang tidak sesuai juga memperbesar risiko terjadinya insiden ini.
6. Terpapar Zat Kimia Berbahaya
Paparan bahan kimia bisa terjadi di laboratorium, industri pengolahan, atau sektor manufaktur. Kecelakaan ini bisa mengakibatkan iritasi kulit, gangguan pernapasan, hingga keracunan. Umumnya disebabkan oleh tidak digunakannya APD secara tepat, penyimpanan bahan kimia yang tidak aman, atau kurangnya ventilasi yang memadai di area kerja.
Baca Juga : Mengenal Zat Amonia (NH3): Bahaya, Pencegahan, dan Perlindungan Karyawan
7. Keracunan Gas Berbahaya
Kecelakaan kerja akibat gas sering kali terjadi secara tiba-tiba dan tidak terdeteksi, seperti keracunan karbon monoksida (CO), hidrogen sulfida (H₂S), atau amonia (NH₃). Pekerja di area tertutup atau ruang terbatas sangat rentan mengalami keracunan gas apabila tidak menggunakan gas detector. Tidak adanya sistem ventilasi yang baik serta kebocoran instalasi gas yang tidak terpantau juga menjadi penyebab utama dari insiden berbahaya ini.
Baca Juga : Alat Pendeteksi Gas Beracun Untuk Menjaga Keamanan Lingkungan Kerja!
8. Ledakan atau Kebakaran
Ledakan atau kebakaran bisa terjadi di berbagai jenis industri, terutama yang menangani bahan mudah terbakar atau gas bertekanan tinggi. Kombinasi dari kebocoran gas, percikan api dari peralatan listrik, atau penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai bisa menyebabkan ledakan hebat yang membahayakan seluruh area kerja. Kecelakaan ini biasanya terjadi akibat kelalaian dalam prosedur keamanan, kurangnya inspeksi berkala, dan tidak adanya deteksi dini terhadap gas yang mudah terbakar.
Baca Juga : Cegah Kebakaran Sebelum Terlambat: Panduan Lengkap untuk Keamanan Anda
9. Cedera Akibat Aktivitas Manual Handling
Mengangkat, mendorong, atau menarik beban berat secara manual dapat menyebabkan cedera otot, punggung, dan sendi. Banyak pekerja yang tidak dibekali dengan pelatihan teknik pengangkatan yang benar atau memaksakan diri mengangkat beban di luar batas kemampuan. Tidak digunakannya alat bantu angkat seperti troli atau forklift juga menjadi penyebab umum cedera kerja jenis ini.
10. Kecelakaan Kendaraan di Area Kerja
Di perusahaan yang memiliki kendaraan operasional atau alat berat seperti forklift, kecelakaan lalu lintas internal dapat terjadi kapan saja. Biasanya disebabkan oleh area lalu lintas yang tidak tertata, tidak adanya marka jalan atau rambu, serta operator kendaraan yang kurang terlatih atau bekerja dalam kondisi lelah.
Langkah Penanganan Kecelakaan Kerja yang Efektif
Dalam menghadapi kecelakaan kerja, langkah penanganan yang cepat dan tepat sangat menentukan hasil akhir, baik dari sisi keselamatan korban maupun kelangsungan operasional. Langkah pertama adalah menghentikan seluruh aktivitas di area kejadian untuk memastikan tidak terjadi insiden lanjutan. Tim medis atau tim HSE harus segera diberitahu dan diberikan akses penuh ke lokasi.
Pertolongan pertama perlu segera dilakukan, terutama jika korban mengalami luka terbuka, patah tulang, atau kehilangan kesadaran. Setelah itu, perusahaan wajib melakukan pelaporan dan investigasi secara menyeluruh untuk mengidentifikasi akar penyebab kejadian dan menetapkan tindakan perbaikan yang konkret.
Peran Gas Detector dalam Mencegah Kecelakaan Kerja
Salah satu alat yang sangat penting dalam mencegah kecelakaan kerja, khususnya yang berkaitan dengan gas berbahaya, adalah gas detector. Alat ini dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan gas beracun, gas mudah terbakar, dan kondisi kekurangan oksigen di ruang kerja. Penggunaan gas detector, baik yang portable maupun fixed system, terbukti efektif memberikan peringatan dini kepada pekerja sebelum gas mencapai level yang berbahaya.
Dengan teknologi pendeteksi seperti yang ditawarkan oleh Gaslux dari PT Harsa Sinergi Mandiri, perusahaan dapat meningkatkan standar keselamatan secara signifikan. Alat ini sangat ideal digunakan di ruang tertutup, laboratorium, instalasi gas, hingga area pengeboran dan pertambangan. Investasi pada gas detector bukan sekadar biaya operasional, tapi bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap nyawa dan keselamatan para pekerjanya.
Mengenali berbagai jenis kecelakaan kerja dan memahami penyebabnya adalah langkah awal dalam membangun budaya keselamatan kerja yang kuat. Dengan edukasi, SOP yang konsisten, penggunaan APD, dan penerapan teknologi seperti gas detector, risiko kecelakaan kerja bisa diminimalisir secara signifikan. Ingat, keselamatan kerja adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas satu tim atau individu.






